Tak dapat dipungkiri, bentuk payudara yang indah dan terawat membuat wanita semakin percaya diri dan terlihat menarik. Sayangnya, organ ini pula yang kerap terjangkit oleh kanker. Menurut badan internasional WHO, penyakit kanker payudara termasuk pembunuh nomor dua setelah kanker rahim pada wanita. Kasus kematian yang disebabkan kanker payudara umumnya menimpa kelompok umur 40+. Meski penyakit ini turut menghantui wanita-wanita muda, namun faktanya wanita yang telah menopause berisiko lebih besar. Selain itu pria juga dapat mengalaminya meski dalam rasio yang sangat kecil yakni 1:1000.
Secara struktural, payudara terdiri dari kelenjar susu (lolubes), pembuluh darah, serta getah bening yang berpangkal pada kelenjar getah bening (nodus) yang terdapat pada area payudara hingga bawah ketiak. Kanker itu sendiri terjadi karena adanya pertumbuhan sel abnormal pada payudara yang kemudian meluas hingga sulit terkendali. Apabila sel kanker sudah terlanjur menyerang kelenjar getah bening, maka timbulah benjolan pada payudara yang dapat terdeteksi secara manual. Pada kasus lanjut, penyebaran sel abnormal tersebut bisa merambat hingga ke paru-paru bahkan juga otak.
Penyebab Kanker Payudara
Kemunculan kanker payudara pada tubuh tiap-tiap penderita bisa disebabkan oleh banyak faktor risiko, baik internal ataupun eksternal, di antaranya sebagai berikut.
1. Genetika
Kanker merupakan penyakit yang dapat diwariskan, tak terkecuali kanker payudara. Sekitar 5%-10% penderita kanker disebabkan oleh faktor genetika atau keturunan. Artinya, apabila salah satu dari keluarga inti Anda seperti ayah, ibu, atau saudara kandung, pernah menderita sakit kanker, maka Anda berisiko lebih tinggi mengalami penyakit yang sama. Namun, tentu saja ini tidak berlaku mutlak. Beberapa kasus kanker payudara tidak herediter atau menurun pada anggota keluarga berikutnya.
2. Usia
Ketika seseorang memasuki usia di atas 40 tahun, perlahan tapi pasti perubahan hormon mulai terasa. Apalagi ketika ambang menopause sudah semakin dekat. Perubahan hormon akibat lanjutnya usia dapat berdampak terjadinya mutasi sel dari normal ke abnormal. Itulah mengapa penderita kanker payudara diketahui lebih banyak yang berusia di atas 40 tahun, ketimbang di bawahnya.
3. Masa Menstruasi dan Reproduksi
Kanker payudara berpotensi besar pada wanita yang menstruasi perdananya terjadi pada usia 12 tahun. Potensi yang sama juga ditekankan pada wanita yang mengalami keterlambatan menopause (di hitung jika di atas 55 tahun belum menopause), mengandung di usia tua, atau tidak pernah mengandung dan menyusui sama sekali.
4. Riwayat Kanker Payudara
Wanita yang pernah dinyatakan sembuh dari kanker payudara, berkemungkinan besar akan mengalaminya kembali pada masa-masa yang akan datang. Hitungannya bisa bulanan atau tahunan sejak serangan pertama. Meski benjolan tumor sudah diangkat, bukan berarti tubuh benar-benar steril dari sel kanker. Terkadang, sisa-sisa sel kanker bersembunyi di balik organ tubuh lain dan dapat aktif kembali sewaktu-waktu.
5. Radiasi Gelombang Elektromagnetik
Paparan radiasi gelombang elektromagnetik dari alat CT Scan dan rongent turut menambah daftar panjang penyebab munculnya kanker. Sinar radiasi dari kedua alat pemeriksaan medis tersebut disinyalir mampu membuat sel-sel normal di dalam tubuh bermutasi menjadi sel yang bersifat karsinogenik.
6. Obesitas
Kontrollah selalu berat badan Anda agar tetap dalam batasan ideal. Sebab, timbunan lemak yang terlalu berlebihan di dalam tubuh diyakini mendorong pembentukan hormon estrogen di luar batas normal. Sementara hormon estrogen dalam kadar melebihi normal dapat merangsang pembentukan sel-sel kanker di payudara.
7. Terlalu Sering Mengonsumi Minuman Beralkohol
Minuman beralkohol ditunjuk sebagai salah satu pemicu terjadinya kanker payudara. Wanita yang terbiasa mengonsumsi minuman beralkohol diketahui memiliki kadar hormon estrogen dan progesteron yang lebih tinggi. Sehingga membuka peluang besar bagi pertumbuhan sel-sel kanker.
8. Penggunaan Pil KB
Hati-hati bila mengonsumsi Pil KB. Pil KB kerap kali menyebabkan terjadinya kekacauan hormon yang ditunjukkan dengan gejala-gejala kasat mata berupa jerawatan, berat badan naik tak terkendali, pendarahan tidak wajar. Sementara, di dalam tubuh pil KB mendorong pembentukan sel-sel payudara yang begitu cepat dan berpotensi menyebabkan kanker payudara.
9. Kepadatan Payudara Terlalu Tinggi
Tak banyak yang tahu bahwa kepadatan payudara ikut memicu terbentuknya sel kanker. Wanita dengan kepadatan payudara terlalu tinggi menangung risiko 4-6 kali lebih besar untuk terkena kanker ketimbang yang kepadatannya rendah.
Gejala-gejala Kanker Payudara
Begitu tingginya tingkat kematian akibat kanker payudara, maka sangat disarankan bagi seluruh wanita untuk mengenali gejala-gejala kanker payudara sejak dini agar langkah pengobatan bisa lebih cepat dilakukan apabila terbukti kanker. Sama dengan jenis kanker lainnya, pada stadium awal nyaris tidak menunjukkan gejala yang berarti karena ukuran tumor masih sangat kecil. Benjolan padat baru muncul dan dapat diraba secara manual pada stadium III dan IV.
Namun selain benjolan padat, ada beberapa gejala tambahan yang patut perlu kita waspadai sebagai kanker payudara. Contohnya:
- Kulit di sekitar payudara sering terasa gatal, ruam, dan menebal. Beberapa kasus yang pernah terjadi bahkan memperlihatkan kulit di area payudara tampak mengering dan pecah-pecah.
- Ukuran payudara berubah dari biasa dan terasa menyakitkan ketika tersentuh. Perubahan ini membuktikan bahwa sel kanker sedang aktif di dalamnya.
- Putting mengeluarkan cairan secara tiba-tiba, bisa berupa air, nanah, ataupun darah.
- Lelah tanpa sebab yang jelas. Sel kanker menguasai tubuh dengan cara merusak sel-sel baik dan mengacaukan sistem kekebalan tubuh sehingga membuat penderitanya lemas seperti tidak bertenaga.
- Penurunan berat badan yang signifikan tanpa diiringi diet.
- Akar rambut menjadi lemah sehingga rambut mudah sekali rontok.
- Sering merasa sesak napas atau gampang terengah-engah. Kemungkinan besar sel kanker telah menyebar ke paru-paru.
Cara Mengobati Kanker Payudara
Bukan rahasia lagi bahwa kanker termasuk penyakit yang paling sulit disembuhkan. Pada stadium-stadium awal, peluang kesembuhan cukup besar. Sayangnya banyak penderita kanker yang terlambat memeriksakan diri karena gejala yang dirasakan sangat samar atau nyaris tidak ada. Tapi walau bagaimanapun berupaya tetaplah harus dilakukan.
Dalam dunia medis, kanker payudara diatasi dengan beberapa cara, yakni:
1. Operasi
Operasi pengangkatan sel kanker beserta kelenjar getah bening di bawah ketiak. Langkah ini dilakukan dengan atau tanpa membuang payudara. Keputusannya tentu disesuaikan dengan seberapa luas cakupan wilayah yang telah dikuasai sel kanker.
2. Radioterapi
Radioterapi bisa dilakukan sebelum maupaun sesudah pembedahan. Radioterapi yang dilakukan sebelum pembedahan dimaksudkan untuk menciutkan ukuran tumor terlebih dahulu baru kemudian dilakukan tindakan pemotongan. Sedangkan radioterapi sesudah pembedahan dimaksudkan untuk mematikan sel-sel kanker yang kemungkinan masih tersisa.
3. Kemoterapi
Langkah pengobatan ini yang paling banyak ditakuti seluruh penderita kanker tanpa terkecuali. Betapa tidak, efek sampingnya sungguh luar biasa. Mual, pusing, rasa lelah yang teramat berat, dan kerontokan rambut adalah efek yang paling umum terjadi.
Kemoterapi merupakan metode pengobatan dengan cara memasukkan obat tertentu melalui pembuluh darah. Obat tersebut mengandung racun sangat tinggi sehingga mampu memberantas sel-sel kanker. Sayangnya, racun tersebut tidak dapat membedakan antara sel baik dengan sel jahat. Sehingga racun tersebut akan mematikan keduanya. Itulah yang membuat penderita kanker merasakan berbagai efek samping yang tidak mengenakkan selama masa kemoterapi dilakukan.
Begitulah hal-hal yang perlu diketahui tentang kanker payudara. Mari bersama kita cegah kanker payudara dengan cara menjalankan hidup sehat setiap hari serta melakukan deteksi dini terhadap payudara.